PELAKSANAAN REBO NYUNDA DI KAB.GARUT BELUM EFEKTIF


pic.by:.bandungupdate.com
Pelaksanaan rebo nyunda mulai dilaksanakan pemerintah Kabupaten Garut. Dimana hal tersebut dicanangkan Bupati H. Rudi Gunawan, selain menggunakan adat sunda, juga menggunakan bahasa sunda dalam lingkungan dinas dan rapat-rapat formal. Sehingga setip  hari rabu Bupati mengharuskan setiap intansi pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan lainnya menggunakan perlengkapan pakaian sunda. Sehingga membuat ramai untuk membeli perlengkapan seperti baju pansi dan ikat kepala untuk laki-laki sedangkan perempuan menggunakan kabaya. Keputusan tersebut menurut sebagian kalangan bisa membawa untung seperti penjual pakaian dan aksesoris adat sunda. Dan juga sebagian kalangan merasa menarik menggunakan hal itu karena mereka berpikiran bahwa hal tersebut bisa mencerminkan bahwa mereka mencintai adat istiadat sunda dan melestarikannya. 

Tetapi menurut saya masih kurang efektif dimana misalnya cara berpakaian harus di klarifikasi kalau memang benar-benar mengunakan adat istiadat sunda. Dimana jangan sekedar berpakaian dengan menggunakan pansi dan ikat kepala,  tetapi harus jelas penerapannya jadi jangan sampai misalnya masyarakat umum sama dengan pekerja dinas. Sehingga harus ada klasifikasinya misalnya di adat sunda terkenal dengan  abdi dalem, da priayi, ada lengser itu pakaiannya berbeda kalau adat sunda bukan disamaratakan seperti ini . harusnya dibedakan biar ada klasifikasinya. Masyarakat umum yang mana, untuk guru harus yang mana, satpol pp harus yang mana, pegawai pemda yang mana, harus jelas jadi jangan kita mau mengangkat seni budaya asli tetapi seolah-olah melecehkan.
Sehingga aspek seni dan budaya harus ditingkatkan. Dan ketika misalnya wajib memakai pakaian tradisional adat sunda di hari rabu bagaimana apabila intansi/dinas ada kunjungan kerja ke luar daerah hari rabu misalnya ke kementrian apakah masih wajib menggunakan pakaian adat itu. Sehingga hal tersebut jangan sekedar menjiplak jangan sampai karena jakowi misalnya mengkat adat betawinya. Dimana  rame-rame ikut-ikutan dan sebagainya .kalau systemnya sekedar penjiplakan ceritanya lain lagi. Datangnya niat itu dari diri sendiri sehingga kita sadar besarnya budaya sunda itu. Kesenian harus ditunjang, dimana ketika kita berbicara tentang sunda tetapi fasilitasnya tidak nampak, pembinaanya juga tidak ada.
Mudah-mudahan saran tersebut bisa memberikan manfaat dan membawa kita kearah yang benar-benar ingin mengangkat adat istiadat sunda bukan hanya sekdar meniru yang lain tetapi kita harus memahami menganai adat istiadat sehingga tidak disamaratakan. Karena adat istiadat bukan hanya sekedar memakai baju pansi dan kabaya tetapi jenis-jenis pakaian sunda masih banyak.  Harus ditingkatkan lagi dari aspek seni dan budaya  sehingga fasilitas-fasilitas bisa terpenuhi, harus benar-benar dipikirkan  lagi apabila terjadi kekeliruan seperti hal nya contoh diatas ketika instansi/dinas ada kunjungan kerja ke luar kota kebetulan di hari rabu hal tersebut  terjadi. Apa solusi yang tepat untuk mengatasi hal-hal yang belum pernah kita pikirkan.


Subscribe to receive free email updates: