Siapa yang tidak bertemu kemalasan, pastinya manusia selalu di hantui dengan namanya kemalasan, apalagi ketika kita tidak memiliki banyak niat. Ya sesuatu yang akan kita kerjakan dan lakukan akan tetap tidak akan terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan harapkan.
Di tulisan ini, saya coba membantu dengan menukilkan sepenggal do’a untuk menghilangkan kemalasan dan turunannya.Mengapa mesti do’a? karena Kita mungkin sudah tahu efek yang dihasilkan oleh kemalasan, kita mungkin sudah mendengar aliran kata-kata bagaimana rupa kemalasan itu, kita barangkali juga membaca buku atau tulisan tentang kemalasan beserta kiat-kiatnya untuk menghindari.
Oleh karena kita sudah berusaha menggunakan kiat-kiat tersebut untuk mengenyahkan kemalasan, tapi tetap saja kemalasan itu dengan tenang bersemayam di dalam diri kita maka kita perlu berdo’a. Karena setiap ikhtiar harus dibarengi dengan do’a. Tanpa do’a, maka kemalasan itu akan tetap menggumpal dipikiran kita, menghambat perilaku kita sehari-hari.
Karena itu setelah segala ikhtiar kita coba, maka kita harus banyak-banyaklah berdo’a; tentunya agar doa kita terkabul, maka harus rajin-rajin beribadah dan harus mengetahui pula syarat-syarat agar doa kita dikabulkan-Nya.
Jadi apapun masalah yang dihadapi kita, sebenarnya tak akan bisa teratasi kecuali hanya dengan pertolongan-Nya. Maka alangkah bijaknya jika kita yang bermasalah dengan kemalasan memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari sifat malas dan kembali semangat dalam kebaikan.
Nah, bagi yang berminat meninggalkan kemalasan, agar kemalasan tidak berlarut, kita coba berbenah diri dengan cara mengukuhkan ketaqwaan kita kepada-Nya, dengan cara menghapal do’a berikut? Do’a yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Abu Ummamah :
Allohumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazan
wa a’uudzubika minal ’ajzi walkasai, wa a’uudzubika minal jubni wa
bukhli, wa a’uudzu bika min gholabatid-daini wa qohrirrijaal.
“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu
dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat
pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan
kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353)
Dalam hadits tersebut ada 8 penyakit jiwa yang sangat berbahaya,
sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan
dari Allah swt:
Penyakit suka berkeluh kesah atau merasa susah (hamm) yang dapat menimbulkan rasa sedih (hazan); kita memohon agar Allah memberikan petunjuk (al huda).
Hidup akan terasa indah jika kita mengisinya dengan rasa syukur, bukan denga keluh kesah. Cuma memang sifat manusia sering suka berkeluh kesah. Jika kita dapat menghindarkan sifat ini; maka nikmat Allah akan senantiasa melimpah. Jika ujian hidup disikapi dengan ratapan keluh kesah, bukannya masalah tambah terang, namun biasanya malah bertambah runyam.
Sebaliknya hati akan tenang ketika rasa syukur mampu kita hadirkan dalam perjalanan hidup kita. Sehingga hilanglah rasa sedih. Bukankah Allah SWT telah berjanji akan menambah nikmatNya jika kita bersyukur dan memberi peringatan akan siksaNya yang pedih atas sifat kufur nikmat kita.
Penyakit Lemah(’ajz) yang dapat memicu munculnya penyakit malas (kasal); penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang yang lemah terutama lemah dalam kemauan biasanya akan malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup. Ia akan mudah dikendalikan oleh nafsu (yang biasanya menyuruh kepada kejelekan). Orang terkendali nafsu akan muncul penyakit malas yaitu malas untuk berbuat kebaikan.
Penyakit Pengecut (jubn) yang dapat menyebabkan penyakit kikir (bukhl); penyakit yang bisa disembuhkan dengan cara memelihara kehormataan dan kemuliaan diri (‘ataf).
Syetan menakut-nakuti manusia dengan dibayang-bayangi kefakiran supaya seseorang tidak mau infaq, shodaqoh, zakat. “Syetan menjanjikan kefakiran kepadamu dan menyuruh yang jahat, dan Alloh menjanjikan kepadamu pengampunan dan keutamaan dariNya, Alloh itu maha luas rezekinya dan maha mengetahui.” (Al Quran Surah Al Baqarah : (2) : 268). Padahal dengan jelas Alloh menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang tidak bakhil. “Barangsiapa dijaga dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia.” (QS Al Hasyr : 9)
Penyakit Lilitan utang (ghalabatuddayn) yang menyebabkan tekanan manusia (qahrirrijaal); supaya terhindar dari penyakit ini maka kita harus selalu merasa cukup (ghina) terhadap setiap pemberian Alllah Subhanahu Wa Ta’ala.
Orang-orang yang pasif dan malas, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur.
Demikian sepenggal doa untuk bisa menghilangkan atau minimal mengurangi rasa malas kita. Dan, semuanya kembali kepada diri kita sendiri karena rasa malas akan terus mengendalikan kita kalau kitanya sendiri tidak memiliki keinginan yang kuat untuk mengendalikannya.